[Kabar Pendidikan] Menyongsong Revolusi Industri 4.0 Melalui Pendidikan Inovatif

Share:
Ilustrasi: Perkembangan Revolusi Industri (invt.com)
opiniaID - Saat ini dunia sedang menyongsong era baru bernama revolusi industri 4.0. Era ini ditandai dengan kemunculan super komputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik, serta perkembangan neuroteknologi. Peran pendidika menjadi sangat penting untuk menghasilkan sumberdaya manusia (SDM) berkualitas dalam rangka menyongsong revolusi industri 4.0 ini. Namun, tidak semua SDM sesuai dengan kebutuhan revolusi industri 4.0.

Kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung) tidak cukup untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Para generasi muda, terutama yang duduk di perguruan tinggi harus memiliki kemampuan untuk menganalisa data yang tersaji di dunia digital, memahami sistem mekanika dan teknologi, serta mampu menjalin komunikasi yang baik dengan sesama manusia.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan bahwa model literasi yang masih mengandalkan calistung sudah tidak relevan, apalagi untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Sistem pendidikan, terutama di perguruan tinggi, harus mampu membangun literasi baru yang mengintegrasikan data teknologi dan informasi secara komprehensif.

“Keberhasilan Indonesia untuk menggiring SDM muda menghadapi revolusi industri 4.0, juga ditentukan oleh kualitas dari dosen, guru, maupun tenaga pendidik lainnya. Mereka harus menguasai kemampuan dalam kepemimpinan dan kerja sama tim, kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global, serta mempunyai kemampuan untuk berwirausaha, termasuk penguasaansocial entrepreneurship,” ucap Nasir dalam siaran pers yang sebagaimana dikutip 'Pikiran Rakyat' di Jakarta pada Kamis (25/1/2018).

Hal ini disampaikan Nasir dalam forum ‘’The Education World Forum 2018: Global Summit for Education Minister”, yang diselenggarakan di London, Inggris, 22 - 24 Januari 2018. Forum ini diselenggarakan oleh lima Kementerian Inggris (Department for Education, Foreign and Commonwealth Office, Department for International Development, Department for International Trade, British Council), bersama potensial mitra strategis dari berbagai institusi pendidikan tinggi dan kalangan pebisnis dari seluruh dunia. 

Menurut Nasir, terobosan inovasi yang dilakukan oleh SDM Indonesia merupakan hal yang sangat penting.

“Adopsi teknologi baru ke dalam revolusi industri 4.0 juga ditandai dengan kemampuan SDM Indonesia untuk melakukan berbagai terobosan inovasi. Meningkatkan kemampuan untuk menggunakan informasi dari internet dengan optimal, dan memperluas akses dan meningkat proteksi ‘Cyber Security’. Indonesia sudah siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0,” lanjutnya.

“Indonesia juga menduduki peringkat ke-36 dari 137 negara di dunia, merujuk dari laporan Global Competitiveness Index (GC). Angka ini melonjak 5 angka dari peringkat 41,” tambahnya.

“Hal ini perlu dimulai dari perbaikan dan atau reorientasi program pendidikan tinggi sehingga dapat menghasilkan sarjana yang berkualitas dan sesuai dengan dunia usaha dan industri,” katanya.

Beliau pun menambahkan pentingnya peran generasi muda di masa mendatang.

“Generasi muda di seluruh dunia harus mampu untuk berpikir inovatif, berkompetensi dalam bidang keilmuan masing-masing, optimal dalam menjalani kehidupan dan terus menerus belajar,” katanya. (pikiran rakyat/aan)

1 komentar:

  1. nice artikel gan, lanjutkan.
    kunjungan dari softkini.blogspot.co.id

    BalasHapus