Negara-negara di Asia Timur memang dikenal sebagai negara maju dengan persentase tingkat pendidikan masyarakatnya berada pada level yang jauh lebih tinggi dari negara-negara di regional lainnya di Asia. Negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan China mampu memberikan kualitas pendidikan yang baik sehingga secara pelajar di negara-negara tersebut mampu bersaing di tingkat internasional dalam ranah akademik maupun non-akademik.
Jepang dan negara-negara lain di Asia Timur berada pada posisi teratas tingkat soal mutu pendidikan versi Programme for International Student Assessment (PISA). Siswa berusia 15 tahun dari tiga negara Asia ini lebih unggul dalam Matematika dan Sains daripada siswa lain dari seluruh dunia. tentu kualitas pendidikan yang baik ini ditunjang fasilitas yang lengkap dari pemerintah.
Baca juga:
Negara Mana Saja yang Membuat Pengeluaran Paling Banyak untuk Pendidikan?
Dirangkum dari Brightside.me via Tribunnews, berikut beberapa fakta menarik tentang sistem pendidikan Asia Timur yang mampuh menciptakan generasi cerdas dan berbakat.
1. Pendidikan akademik bukan yang paling penting
Pada dua tahun pertama saat anak-anak berada di sekolah, mereka tidak hanya dituntut untuk memperoleh nilai akademik yang baik. Dalam periode ini, anak-anak lebih banyak belajar mengenal lingkungan, kedisiplinan, dan kerjasama. Hal ini membuat proses belajar anak pada fase awal menjadi begitu menyenangkan.2. Menghargai pengalaman pribadi
Pembiasaan dalam kehiduan sehari-hari juga berpengaruh terhadap hasil pendidikan kepada anak. Tidak seperti sistem pendidikan Barat, orang Timur cenderung membebaskan anak-anaknya. Jika anak mereka melakukan sesuatu yang berbahaya, orang dewasa hanya mencoba mengalihkan perhatian kepada hal-hal lain, bukan melarangnya.Orang Asia Timur percaya bahwa larangan yang ditujukan kepada anak dapat menghentikan minat anak untuk bereksplorasi. Seorang anak tidak perlu dilarang, cukup diberitahu tentang bahaya dan alasan mengapa beberapa hal harus dihindari. Dengan begitu, anak-anak itu nantinya akan memiliki cara berpikir yang lebih kreatif, solutif, dan taat aturan.
3. Tidak mementingkan diri sendiri
Jika orang Barat cenderung mengingatkan anaknya supaya tidak menyakiti diri sendiri, orang Asia Timur memeringatkan anaknya supaya tidak menyakiti orang lain. Sebelum memasuki usia 3 tahun, anak-anak diajarkan untuk menghormati orang lain, menyayangi makhluk hidup termasuk hewan dan tumbuhan, kejujuran, dan rasa kepedulian terhadap sesama.Di Jepang, pendekatan semacam ini dipercaya bisa menciptakan suasana yang harmonis dalam masyarakat dan lebih baik ditanamkan sejak anak-anak.
4. Belajar mandiri sejak kecil
Di Jepang dan Korea Selatan, anak-anak berusia enam tahun sudah mulai berangkat ke sekolah sendiri, tanpa harus didampingi atau diantar orang tua. Di negara-negara Asia, orang percaya bahwa mengajar anak-anak menghitung pada usia dini mengembangkan lobus frontal otak dan mengembangkan kemampuan kreatif mereka.5. Menekuni minat dan bakat sejak kecil
Setelah anak-anak belajar nilai dan norma dasar dalam masyarakat, mereka akan mulai mengikut pelajaran umum seperti berhitung, bahasa, menggambar, akting, menyanyi dan olahraga.Setiap anak biasanya punya minat dan bakat yang berbeda yang akan menentukan profesi mereka di masa depan. Di sekolah, bakat alami ini mulai ditunjukkan dan diketahui oleh guru dan juga orang tua.
6. Memberikan waktu memilih profesi dan menentukan masa depan
Pada usia sekitar 12 sampai 16 tahun, seorang anak dianggap dewasa sehingga bisa membuat keputusan sendiri. Setelah membuat keputusan, mereka akan bertanggung jawab atas diri mereka. Tidak seperti di Barat dimana anak-anak pada usia ini biasanya terburu-buru memilih profesi saat mereka tidak siap.Pada kondisi seperti ini, ikatan keluarga sangat penting. Seorang anak dapat hidup dengan keluarga mereka selama yang mereka butuhkan. Namun, seringkali pada usia 14 tahun anak sudah tahu apa yang mereka inginkan dan dapat hidup sendiri.
[]
Tidak ada komentar