Foto: Daoed Joesoef (kompas.com) |
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah meninggal dunia suami, bapak mertua, eyang, eyang mertua, eyang yut kami tercinta Daoed Joesoef pada Rabu 24 Januari 2018 di Jakarta," tulis Sri Soelastri Joesoef, istri Daoed Joesoef dalam keterangannya.
Daoed Joesoef meninggal pada usia 91 tahun. Jenazah disemayamkan di rumah duka, jalan Bangka VII Dalam No. 14 Jakarta Selatan. Selanjutnya, jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Giri Tama, Bogor.
"Kami mohon dibukakan pintu maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan dari beliau semasa hidupnya. Allahumaghfirlahu warhamhu waafihi," ujar Sri Soelastri.
Daoed Joesoef lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 8 Agustus 1926. Beliau menyandang gelar sarjana bidang Ekonomi di Universitas Indonesia (UI) pada 1959. Lalu melanjutkan pendidikan pascasarjana dan meraih gelar master di Universite de Paris, Pantheon-Sorbonne, Prancis pada 1969. Beliau juga menempuh pendidikan doktoral di universitas yang sama dan meraih dua gelar doktor selama tahun 1964 - 1973.
Pada tahun 1978, saat Soeharto terpilih lagi menjadi presiden Indonesia, beliau ditawari menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun bidang keahlian yang dimiliki dan ditekuni adalah ekonomi (beliau pernah menjadi kepala departemen ekonomi UI), namun beliau menerima tawaran itu. Daoed Joesoef pun menjadi Mendikbud pada Kabinet Pembangunan III tahun 1978 - 1983.
Menjelang penetapannya sebagai menteri, beliau mengajukan gagasannya tentang pendidikan yang berfokus pada generasi muda.
"Mereka harapan sekaligus manusia masa depan. Melalui pendidikan kita menyiapkan masa depan. Ada nilai investasi di sana dengan memberi generasi muda cukup ilmu," kata pria yang menjadi pembina yayasan CSIS (Cente for Strategic and International Studies) sebelum meninggal mengenang masa lalunya kepada salah satu surat kabar.
Beliau pun kaget tatkala Soeharto menyatakan bahwa ia sudah mengetahui konsep seperti itu sebelumnya. Daoed menebak, Soeharto mengetahuinya dari mantan Wakil Presiden Indonesia, Mohammad Hatta.
Sebenarnya, penyakit jantung yang di derita Daoed sudah ada sejak beliau berumur 73 tahun. Bahkan beliau pun sudah membeli kavling tanah di Pemakaman Giri Tama untuk dirinya dan istrinya jauh hari sebelum beliau meninggal.
Semoga amal beliau diterima oleh Allah subhanallahu wa ta'ala dan ditempatkan di surga-Nya. Aamiin. (aan)
Tidak ada komentar