Perdana Menteri Terpilih Malaysia Janji Berikan Pendidikan yang Layak untuk Anak TKI

Share:

Perdana Menteri terpilih Malaysia, Mahatir Muhammad, melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada Jum'at (29/6). Dalam kunjungan tersebut, dibahas banyak hal mengenai kerjasama ke depan kedua negara bertetangga ini.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah peningkatan kesejahteraan tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Mahathir berjanji akan memberikan perhatian lebih kepada anak-anak TKI di Malaysia yang mengikuti orangtuanya tinggal di sana.

"Kami sadar bahwa ramai juga rakyat Indonesia yang berada di Malaysia. Ada yang datang secara halal (legal) dan ada yang datang secara tidak legal," ujar Mahathir di Istana Presiden Bogor, Jumat (29/6) kepada Kompas.

"Kami sadar mereka yang datang secara legal ini tidak datang sendiri, tapi dengan keluarga mereka, anak-anak mereka. Mereka ini perlu mendapatkan pelajaran dan dapat pergi ke sekolah," lanjut Perdana Menteri berusia 92 tahun ini.

Di beberapa daerah, menurut Mahathir, Pemerintah Malaysia sudah memberikan fasilitas pendidikan bagi anak-anak TKI yang bekerja di Malaysia. Namun, ia mengakui, sebarannya kurang merata. Ia pun berjanji akan memperbaiki fasilitas pendidikan tersebut agar anak-anak TKI bisa menikmati pendidikan layak di Negeri Jiran.

"Di Sabah dan Serawak belum ada sekolah-sekolah yang dapat dimasuki anak-anak orang Indonesia yang tinggal di Sabah dan Serawak. Ini akan kami betulkan," kata Mahathir yang baru dilantik sebagai Perdana Menteri pada Mei 2018.

"Saya menitipkan dalam hal perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia," ujar Jokowi dalam pernyataan persnya di Ruang Teratai, Istana Presiden Bogor.

 Presiden Jokowi juga berharap Pemerintah Malaysia memberikan perhatian di sektor pendidikan bagi anak-anak WNI yang berada di sana. "Juga pembangunan sekolah-sekolah bagi anak-anak Indonesia yang berada di Malaysia," katanya.

Saat ini di Malaysia ada puluhan ribu anak Indonesia yang mengenyam pendidikan dasar dan menengah. Di Sabah misalnya, ada sekitar 22.000 pelajar dengan jumlah guru yang ditugaskan mengajar sebanyak 320 orang. Diperkirakan, saat ini di Malaysia ada lebih dari 50 ribu orang anak asal Indonesia yang belum mendapatkan fasilitas berupa pendidikan yang layak.

[kompas.com/aan]

Tidak ada komentar